Satu keluarga bisa memiliki beberapa honai yang berkumpul menjadi satu dan dibatasi pagar kayu di sekelilingnya.
Tiap-tiap rumah dihuni satu pria beserta para istri dan anak-anak mereka. Rumah tradisional itu memiliki pintu yang kecil serta rendah dan tidak memiliki jendela sebagai saluran ventilasi udara.
Konstruksi demikian dibuat dengan tujuan untuk menahan hawa dingin pegunungan Papua. Struktur rumah tradisional tersebut tersusun atas dua lantai.
Lantai dasar sebagai tempat tidur dan lantai kedua untuk tempat bersantai, makan, dan mengerjakan kerajinan tangan. Karena dibangun dua lantai, tinggi rumah mencapai sekitar 2,5 meter.
Pada bagian tengah rumah disiapkan tempat membuat api unggun untuk menghangatkan diri sekaligus sebagai tempat untuk memasak.
Gaya arsitektur honai memang memiliki banyak kekhasan sebagai wujud cara arsitek terdahulu dalam memandang, memahami, dan mewujudkannya dengan mengandalkan bahan yang sederhana dan sangat natural.
Eksplorasi materialnya pun dibuat sedemikian efektif dan ekonomis, tanpa mengurangi kualitas dan nilai fungsional bangunan.
Jika masuk ke dalam honai ini, kegelapan diiringi rasa hangat langsung menyergap. Pasalnya, di dalam ruang tidak terdapat satu pun jendela, yang ada hanya satu pintu.
Pada malam hari, penghuni rumah menggunakan kayu bakar untuk penerangan dan menghangatkan tubuh. Biasanya, sebagai alas tidur penduduk Wamena menggunakan rerumputan kering yang diganti secara berkala.
mer/L-2
1 komentar:
Wood Flooring Solid Hardwood
Best Grade A quality wood Flooring
Teak wood, merbau, Sonokeling, Decking, Flooring
Indonesia Wood Exporters :)
facebook Ubinkayu
Posting Komentar