Upacara Rowah Wulan dan Sampek Jum’at Lombok

ImageRamadhan merupakan bulan istimewa. Bak seorang tamu agung dan suci, Ramadan selalu disambut penuh antusias oleh umat Muslim. Masyarakat di berbagai daerah memiliki cara-cara yang berbeda untuk menyambutnya. Perbedaan cara tersebut dipengaruhi oleh kondisi sosial, budaya, dan latar belakang sejarah yang menyertai masyarakat serta, secara khusus, persepsi dan pengharapan terhadap bulan Ramadhan itu sendiri. Karena prosesnya berlangsung sejak lama dan bersifat turun-temurun, maka formalisasi cara-cara tersebut menjadikannya sebagai sebuah tradisi.
Salah satu tradisi penyambutan bulan Ramadhan yang dianggap khas bisa terlihat dari upacara yang dilakukan oleh orang-orang Sasak golongan Wetu Telu di Lombok, Indonesia. Sejak sebulan sebelum bulan Ramadhan, penganut Wetu Telu mengadakan rowah wulan dan sampek jumat sebagai bentuk penyambutan dan pemuliaan bulan Ramadhan, walaupun penganut Wetu Telu tidak berpuasa selama satu bulan penuh. Rowah Wulan diselenggarakan pada hari pertama bulan Sya‘ban sedangkan Sampek Jumat pada Jumat terakhir bulan Sya‘ban atau disebut Jum‘at penutup.
Walaupun penganut Wetu Telu tidak berpuasa selama satu bulan penuh karena pemahaman yang berbeda terhadap bulan Ramadhan dan juga karena pengaruh adat istiadatnya seperti kebiasaan memamah sirih pada pagi, siang, ataupun sore hari, tetapi ketika bulan puasa menjelang, mereka menahan diri untuk tidak melakukan perbuatan yang dilarang guna menjaga kesucian bulan Ramadhan. Penganut Wetu Telu diminta untuk menunda semua upacara (ritus) peralihan individu (begawe) seperti nguringsang (pemotongan rambut), nyunatang (khitan), dan ngawinang (perkawinan) karena perayaan tersebut akan merusak kesucian bulan Ramadhan. Bahkan jika ada salah satu anggota keluarga yang meninggal dunia, keluarganya harus menyelenggarakan upacara kematian secara sederhana dan menangguhkan upacara pasca kematian sesudah bulan Ramadhan.
Dalam menentukan kapan waktu pelaksanaan upacara, penganut Wetu Telu menggunakan neptu (perhitungan tradisional). Penggunaan neptu sebagai penentu pelaksanaan upacara menunjukkan bahwa setiap kelompok mempunyai cara-cara dan logika tersendiri kapan melaksanakan upacara.

Sumber :: wisata Indonesia

Category: 2 komentar

Gladiator dari Bumi Sasak

ImageTubuh seringan kapas, tangan secepat kilat, dan kuda-kuda sekuat baja. Sorot mata tajam tak berkedip mengintai lawan seperti elang menandai mangsa. Satu gerakan salah, batok kepala taruhannya. Saat bilah rotan mulai mengayun, hanya ada dua pilihan; tertunduk pulang sebagai pecundang atau diarak sebagai pemenang.
Begitulah permainan tradisional perisean yang berlangsung selama berabad-abad di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Seni tradisional suku Sasak (suku asli Lombok) yang mempertemukan dua lelaki petarung di satu arena. Pertunjukan adu kejantanan ini mirip-mirip tradisi gladiator zaman Romawi kuno.
Para petarung disebut pepadu. Masing-masing dilengkapi sebuah perisai kayu yang dilapisi kulit sapi atau kerbau, berbentuk bujur sangkar berukuran 50 x 50 cm. Perisai itulah yang menjadi asal nama permainan ini. Sebilah rotan sepanjang kira-kira 1 meter yang disebut penjalin menjadi senjatanya.
Ritual
Konon, perisean sudah dimainkan sejak abad ke-13, berawal dari ritual masyarakat agraris Lombok untuk mendatangkan hujan pada musim kemarau. Pertarungan biasanya digelar di pematang sawah yang kering.
Untuk memulai laga, dua pekembar (wasit) akan mencari calon petarung atau pepadu dari kerumunan orang yang datang. Kadang, sang pepadu sendiri yang mengajukan diri.
Sambil berjoget jenaka, kedua pekembar akan saling menawarkan jagonya. Jika dirasa kedua calon pepadu yang ditunjuk pekembar seimbang, pertarungan dimulai. Kalau belum, pekembar mencari calon lain.
Sebelum bertarung, kedua pepadu dipasangi ikat kepala (saput) dan kain pengikat pinggang (bebadong). Selanjutnya, mereka diberi sepotong daun sirih untuk dikunyah. Saat wasit meniup peluit, saling gebuk dan tangkis pun dimulai.
Jalannya pertarungan diiringi gamelan sasak yang terdiri dari tabuhan gendang, suling, gong, dan rincik dalam tempo cepat. Tembang yang dibawakan merupakan tembang khusus perisean yang beraura mistis. Tembang itu biasanya akan mendongkrak semangat bertarung dan mengurangi rasa sakit akibat sabetan rotan.
Aturan perisean sederhana. Pepadu hanya diperbolehkan memukul bagian tubuh dari pinggang ke atas, dengan sasaran utama kepala lawan. Dengan kata lain, masing-masing harus bisa melindungi kepalanya dari sabetan rotan.
Biasanya pepadu yang terkena pukulan atau merasa pukulannya mengenai lawan akan berjoget seperti meledek. Ada yang bilang ini untuk mengurangi rasa sakit atau untuk meredam emosi.
Jika kepala berdarah, pekembar akan menghentikan pertarungan dan pemenang pun diumumkan. Darah yang jatuh di arena perisean itulah yang diyakini mendatangkan hujan. Jika hingga 3-4 ronde kedua pepadu masih sama kuat, wasit akan menyatakan hasil seri.
Tanpa dendam
Meski saling gebuk hingga memar dan berdarah-darah, pepadu tak pernah membawa dendam ke luar arena. Menang atau kalah, seusai bertarung, kedua pepadu pasti bersalaman dan berpelukan. Segalanya dimulai dan selesai di dalam arena.
Karena sakral, perisean tak digelar sembarang waktu. Pada masa sekarang, perisean diadakan menjelang perayaan-perayaan khusus, seperti ulang tahun kemerdekaan (17 Agustus), hari jadi kabupaten/kota, atau menjelang Ramadhan.
Kompas berkesempatan menyaksikan penyelenggaraan perisean di lapangan umum Kelurahan Monjok, Selaparang, Mataram, NTB, Senin (19/7/2010). Perisean ini digelar selama seminggu penuh dengan mendatangkan berbagai pepadu dari seantero Lombok.
”Setiap tahun paling tidak sekali digelar di kelurahan kami. Jika dalam setahun tak digelar, biasanya masyarakat akan bertanya ke lurah,” ujar Lurah Monjok, Budi Wartono.
Antusiasme warga menyaksikan tarung perisean selalu tinggi. Tua, muda, anak-anak, dan perempuan akan memadati pinggiran arena setiap kali perisean diselenggarakan. Mereka tidak hanya dari kawasan sekitar, tetapi juga dari kawasan lain yang jaraknya cukup jauh.
Tidak ada hadiah besar bagi pemenang. Panitia hanya memberikan uang sekadarnya, hanya puluhan ribu rupiah atau disesuaikan dengan anggaran panitia—berdasarkan hasil penjualan karcis masuk arena, parkir, dan donatur.
”Kadang diberikan sabun (kepada pemenang) pun akan diterima. Karena memang bukan hadiah yang dikejar, melainkan rasa bangga menjalankan tradisi,” ujar Budi.
Mengukur kesaktian
Layaknya tradisi yang telah berakar ratusan tahun, perisean pun tak lepas dari nuansa mistik. Bukan rahasia jika para pepadu yang bertarung membekali diri dengan berbagai jimat dan mantra. Selain adu kekuatan fisik dan teknik bertarung, perisean juga dikenal sebagai ajang mengukur kesaktian, khususnya bagi pepadu level tinggi.
Beragam cerita beredar dari pepadu yang bisa membengkokkan rotan lawan tanpa disentuh, melipatgandakan sakit lawan dari sekali sabetan rotannya, hingga kebal pukulan.
Perisean berakar dan hidup di tengah masyarakat Lombok sebagai aset budaya bernilai tinggi. Karena itu, Pemerintah Kota Mataram berencana mengemas seni tradisional ini sebagai atraksi wisata yang bisa meningkatkan daya tarik Pulau Lombok, yang saat ini terkenal dengan keindahan pantai-pantainya. ”Kami sedang mengarah ke sana,” ucap Kepala Bagian Humas Pemerintah Kota Mataram.

Sumber :: travel.kompas.com , Wista Indonesia

Category: 0 komentar

Papeda Khas Papua

ImagePapeda atau bubur sagu, merupakan makanan pokok masyarakat Maluku dan Papua. Makanan ini terdapat di hampir semua daerah di Maluku dan Papua.
Papeda dibuat dari tepung sagu. Pembuatnya para penduduk di pedalaman Papua. Tepung sagu dibuat dengan cara menokok batang sagu. Pohon yang bagus untuk dibuat sagu adalah pohon yang berumur antara tiga hingga lima tahun.
Tekstur tepung sagu dan tepung tapioka hampir sama perbedaanya hanyalah pada bahan pembuatnya. Tepung sagu terbuat dari pati pohon sagu sedangkan tepung tapioka atau kanji terbuat dari pati umbi ketela pohon. Mula-mula pokok sagu dipotong. Lalu bonggolnya diperas hingga sari patinya keluar. Dari sari pati ini diperoleh tepung sagu murni yang siap diolah.Tepung sagu kemudian disimpan di dalam alat yang disebut tumang
Pohon sagu banyak tumbuh hanya di daerah Indonesia timur seperti Papua dan Maluku, produksi tepung sagu biasanya merupakan produksi rumahan sehingga tepung sagu sulit dicari di pasaran dibandingkan tepung tapioka.
Karena tekstur dan kegunaanya yang sama, tepung sagu sering kali digantikan dengan tepung tapioka. Misalnya dalam pembuatan bakso dan lain-lain. Tetapi untuk membuat makanan khas Papua dan Maluku sepertinya lebih cocok menggunakan tepung sagu. lebih otentik
Papeda merupakan salah satu makanan pokok, selain nasi, dari kepulauan bagian timur Indonesia. Makanan khas yang terbuat dari tepung sagu ini terdapat hampir di semua daerah di Papua dan Maluku.
Papeda biasanya disantap bersama kuah kuning, yang terbuat dari ikan tongkol atau ikan mubara dan dibumbui kunyit dan jeruk nipis.

Sumber :: Wisata Indonesia

Category: 0 komentar

Mengetahui Keunikan Noken Papua



ImageJayapura, Papua memiliki keragaman keunikan khas daerah, seperti noken, saly, honay, koteka, ukiran, dan sebagainya. Meski kemajuan pembangunan dan informasi telah menempatkan keunikan-keunikan itu sebagai sesuatu ketertinggalan, tetapi memberi makna sebagai kearifan budaya dan tradisi lokal. Runyamnya, keunikan tersebut tidak mendapat perhatian dari pemerintah daerah setempat.
Wakil Ketua DPR Papua Paskalis Kosay di Jayapura mengemukakan, ada beberapa peralatan tradisional yang ditinggalkan nenek moyang dan masih bertahan sampai hari ini. Misalnya, noken (bahasa daerah Biak, artinya tas), keranjang yang digunakan kaum pria dan wanita di Papua. Noken merupakan salah satu bentuk aksesori yang paling diminati masyarakat.
“Tidak hanya masyarakat pedalaman, tetapi para pejabat dan kaum intelektual pun memiliki noken (tas) untuk menyimpan buku dan barang kebutuhan lain,” papar Kosay beberapa waktu lalu.
Noken terbuat dari tali hutan (kayu) khusus yang tidak mudah putus, seperti rotan atau pohon lainnya. Noken mengalami perkembangan cukup bagus dibandingkan dengan fasilitas tradisional lainnya. Setelah noken dianyam, diberi warna-warni sehingga berpenampilan lebih memikat pemilik. Noken dihargai antara Rp 15.000 – 100.000 per buah.
Saat ini noken lebih banyak ditemukan di Paniai. Daerah ini dikenal sebagai gudang noken. Namun, penduduk setempat menyebutnya agiya. Di Paniai dikenal enam jenis agiya, yakni goyake agiya, tikene agiya, hakpen agiya, toya agiya, kagamapa agiya, dan pugi agiya.
Kepala Bagian Tata Usaha Dinas Pariwisata Kabupaten Paniai Thomas Adi menyebutkan, jenis-jenis agiya ini dibedakan sesuai bahan, bentuk, warna, dan pemakaian dalam suku.
Di Paniai dikenal ada lima suku, yakni Mee menguasai goyage agiya, suku Dani menguasai tikene agiya dan hakpen agiya, suku Ekari menguasai jenis toya agiya, suku Nduga memiliki kagmapa agiya, dan suku Moni menguasai pugi agiya. Tetapi, belakangan ini hampir semua jenis agiya menyebar tanpa batas suku, agama, dan warna kulit. Bahkan menyebar sampai ke seluruh Papua.
Noken atau agiya ini bagi perempuan di pedalaman biasa digunakan menyimpan anak bayi, babi, umbi-umbian, sayur, dan pakaian. Sering terlihat di dalam sebuah noken dengan tali digantung di bagian kepala mengarah ke bagian punggung dan belakang perempuan. Di dalam noken/agiya ini kadang-kadang disimpan bayi dan di sampingnya diletakkan umbi-umbian dan sayur-sayur.
Bahan dasar agiya, yakni kulit kayu dan anggrek. Daerah Pegunungan Tengah terkenal dengan berbagai jenis anggrek hutan. Namun, anggrek-anggrek ini belum dikenal dan diidentifikasi secara teratur. Tanaman anggrek sendiri belum dibudidayakan oleh masyarakat Papua. Padahal, anggrek dapat meningkatkan kesejahteraan. Beberapa warga pendatang mencoba mengumpulkan jenis-jenis anggrek Papua dan mengikuti sejumlah pameran di luar Papua, sehingga menjadikan anggrek sebagai sumber hidup utama.
Di Sentani, Kabupaten Jayapura, noken disebut holoboi, sedangkan noken besar untuk kaum bangsawan disebut wesanggen. Saly, pakaian bawahan perempuan suku Dani, di Pegunungan Tengah Papua, terbuat dari serat kayu atau serat pelepah pisang. Batang serat (pelepah) pisang dihaluskan kemudian diiris dalam bentuk tali-tali panjang, dikeringkan, kemudian dirajut menyerupai pakaian bawahan perempuan. Belakangan bahan dasar saly dari benang dan kulit kayu berkualitas.
Seorang perempuan suku Dani mengenakan saly pada usia lima tahun. Bagian atas tidak ada pakaian khusus. Bagi anak-anak gadis saly yang sama juga sering digunakan untuk menutup bagian dada. Tetapi, bagi kebanyakan kaum ibu, bagian atas (dada) sengaja tidak tertutup dengan maksud dengan mudah menyusui sang bayi.
Selain itu, Papua juga memiliki rumah tradisional yang disebut honay. Rumah tradisional suku-suku di Pegunungan Tengah ini berbentuk lingkaran dengan diameter 3-5 meter, dengan bagian atap berbentuk kerucut. Ada honay khusus untuk ternak babi, ada honay khusus untuk kaum pria, dan honay khusus untuk kaum wanita.
Ruangan dalam honay yang sengaja dibangun sempit serta tidak memiliki ventilasi (jendela) ini bertujuan untuk menahan hawa dingin. Daerah Pegunungan Tengah, seperti Puncak Jaya (5.030 m) dan Paniai memiliki suhu sampai 5 derajat Celsius. Guna mengatasi udara dingin itu, orang-orang pedalaman terpaksa membuat honay setinggi sekitar 2,5 meter, dan di dalam honay itu dipasang api unggun untuk menghangatkan badan.
Tetapi, dalam perkembangan terakhir seiring kemajuan pembangunan di daerah itu, sejumlah alat-alat tradisional Papua di atas mulai dipadukan dengan beberapa pakaian hasil produksi pabrik. Misalnya, saly dipadukan dengan celana pendek, bra, dan pakaian perempuan jenis lainnya.
Di kalangan perempuan terpelajar di Pegunungan Tengah, pakaian perempuan tradisional ini tidak lagi digunakan. Bahkan, perempuan suku Dani pun sudah sangat jarang terlihat mengenakan saly kecuali pada upacara adat tertentu.
Pemerintah daerah setempat menganggap, noken, saly, koteka, busur panah, umbi-umbian, dan sejumlah keunikan lain di Pegunungan Tengah adalah suatu simbol “keterbelakangan”. Karena itu, tidak ada perhatian serius dari pemda setempat untuk melestarikan keunikan-keunikan tersebut. Bahkan, ada upaya pemda menghapus keunikan itu karena dinilai sebagai bagian dari ketertinggalan pembangunan.
Belum ada satu konsep terpadu bagaimana mempertahankan sejumlah keunikan ini sambil terus meningkatkan pembangunan, kemajuan dan kesejahteraan di kalangan masyarakat pedalaman. Seharusnya, keunikan–keunikan Papua tidak harus dikorbankan demi pembangunan atau sebaliknya.
Pengalaman menunjukkan, ketika pemerintah menganggap bahwa makanan sagu di kalangan orang Papua tidak sesuai dengan perkembangan zaman dan harus dimusnahkan, ternyata pandangan itu terbukti tidak membawa kemajuan berarti bagi orang Papua. Sejumlah lahan sagu telanjur dibasmi, tetapi pertanian modern seperti padi sawah tidak pernah dikembangkan di kalangan orang Papua sejak 40 tahun terakhir ini.

Sumber :: Kompas.com , Wisata Indonesia

Category: 0 komentar

Pesta Bakar Batu Papua



ImageSuku-suku di pedalaman Papua merajut makna dalam kehidupan sehari-hari di sini. adam itu mengenakan koteka, sedangkan kaum wanita berpakaian dan moge noken bertaskan. Beberapa masih bergerak tempat, atau semi-nomaden. Rumah mereka dibangun di atas pohon.
Di balik semua itu, suku pedalaman ini menyimpan kekayaan tradisi dan budaya, yang khas dan unik. Seperti suku-suku lain di Indonesia, interior suku Timika, Papua selatan, juga memiliki tradisi bersyukur yang unik dan khusus.
Salah satunya adalah bahan bakar batu partai. Pesta ini berasal dari suku-suku gunung. Uniknya, dalam proses memasak, makanan dimasak dengan batu, yang dipanaskan terlebih dahulu. pesta memasak tradisional gaya dibagi menjadi tiga tahap. Yakni persiapan, babi panggang, dan puncaknya saat makan malam bersama.
Persiapan diawali dengan masing-masing suku menyerahkan babi, sebagai persembahan. Para peserta pihak lain berkumpul di sekitar tempat itu, menari sementara. Kemudian pada gilirannya, kepala babi memanah. Ketika semua panah babi langsung mati, pertanda acara akan sukses. Jika tidak segera mati, diyakini ada yang tidak beres dengan acara tersebut. Di tempat lain, ibu sibuk menyiapkan tempat pembakaran. lubang sedalam lutut dibuat. Dasar lubang dan ditutupi dengan rumput dan daun pisang.
Sementara itu di tempat terpisah, batu ukuran sedang, dengan kayu bakar untuk memanaskan. Dengan menggunakan pin kayu khusus, yang disebut apando, batu panas diatur pada daun. Rocks di atas ini irisan daging babi dimasak panas, bersama dengan sayuran dan ubi jalar. Ditempatkan di atas batu lain panas. lapisan atas tanah yang ditutupi dengan daun pisang, sebagai penghalang agar uap panas dari batu tidak menguap. Proses memasak ini berlangsung hingga setengah jam. Gundukan batu mulai dibongkar. Pork, ubi jalar dan sayuran matang siap untuk melayani. Tujuh suku, Kamoro – Amungme – Dani – Ekari, Mee – Damal – Nduga dan Moni, duduk dalam kelompok-kelompok, mulai dari anak-anak untuk orang tua. Ini adalah makan, pihak rock bahan bakar puncak. Semua makanan dimakan keluar, ada lagi yang tersisa. Lain pesta bakar batu makna, sebagai ungkapan saling menempatkan `memafaafkan diantara mereka. Partai ini awalnya bakar batu adalah tradisi keluarga, sekarang sudah merakyat, dikenal seluruh suku di tanah surga papua.

Sumber :: Wisata Indonesia

Category: 0 komentar

Indahnya Teluk Triton Papua



ImagePapua Barat merupakan salah satu porvinsi di Indonesia yang memiliki kekayaan laut yang luar biasa. Salah satu potensi laut yang dapat dijadikan sebagai tempat wisata terdapat di Kabupaten Kaimana. Di balik kesederhanaan dan keramahan penduduknya, di kabupaten yang memiliki luas wilayah sebesar 18.500 km2 ini, terdapat sebuah kawasan wisata laut yang dikenal dengan nama Teluk Triton.
Teluk Triton merupakan potensi wisata baru di Kaimana. Untuk mengembangkannya menjadi tujuan wisata bertaraf internasional, pemerintah daerah (Pemda) setempat menggandeng Conservation International Indonesia (CII) untuk bersama-sama mengembangkan potensi wisata yang dimiliki oleh Teluk Triton.
Seperti wilayah perairan Kepulauan Papua lainnya, Teluk Triton menawarkan keindahan bawah laut yang luar biasa. Teluk ini menyimpan kekayaan berupa ikan dan terumbu karang yang beranekaragam. Di kawasan ini, terdapat 937 spesies ikan, di mana 14—16 di antaranya, merupakan jenis baru. Terdapat pula 492 jenis karang yang enam di antaranya juga merupakan jenis baru.
Selain menyaksikan kekayaan bahari tersebut, pengunjung juga akan dibuat terpesona dengan keberadaan lumba-lumba dan ikan paus, yang ramai bermain di sela pulau-pulau yang tersebar di sekitar Triton.
Decak kagum pengunjung tidak akan berhenti pada keindahan perairan Teluk Triton saja. Karena, di wilayah kampung Mai-Mai, pengunjung dapat melihat adanya lukisan di tebing kapur setinggi puluhan meter. Garis-garis merah yang tergurat di dinding tersebut membentuk motif manusia, tanaman, reptil, ikan, dan aneka bentuk yang masih misteri. Lukisan ini seakan ingin bercerita tentang perilaku masyarakat pribumi kuno dan juga menggambarkan aneka ragam satwa pada masa itu. Sampai saat ini, tidak ada yang tahu secara pasti, kapan dan siapa yang mengguratkan lukisan dinding yang berdiri tegak di beberapa pulau kecil kawasan Teluk Triton. Namun, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kaimana memastikan bahwa lukisan tersebut merupakan peninggalan zaman mesolitikum, terletak Kabupaten Kaimana, Provinsi Papua Barat, Indonesia.
Di kawasan Teluk Triton ini, terdapat tiga rumah peristirahatan berbasis adat yang cukup unik. Unik karena ketiganya dibuat dengan bahan kayu, tak terkecuali dindingnya yang mengambil bahan utama kulit kayu. Penyusun kerangka dan dinding rumah tidak menggunakan paku atau bahan logam lainnya, melainkan dengan cara-cara atau teknik-teknik tertentu berdasarkan keterampilan masyarakat lokal yang diwariskan oleh nenek moyang mereka.

Sumber :: Wisata Indonesia

Category: 0 komentar

Taman Nasional Lorentz Papua



ImageTaman Nasional Lorentz merupakan perwakilan dari ekosistem terlengkap untuk keanekaragaman hayati di Asia Tenggara dan Pasifik. Kawasan ini juga merupakan salah satu diantara tiga kawasan di dunia yang mempunyai gletser di daerah tropis. Membentang dari puncak gunung yang diselimuti salju (5.030 meter dpl), hingga membujur ke perairan pesisir pantai dengan hutan bakau dan batas tepi perairan Laut Arafura. Dalam bentangan ini, terdapat spektrum ekologis menakjubkan dari kawasan vegetasi alpin, sub-alpin, montana, sub-montana, dataran rendah, dan lahan basah.
Selain memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi, terdapat pula beberapa kekhasan dan keunikan adanya gletser di Puncak Jaya dan sungai yang menghilang beberapa kilometer ke dalam tanah di Lembah Balliem.
Sebanyak 34 tipe vegetasi diantaranya hutan rawa, hutan tepi sungai, hutan sagu, hutan gambut, pantai pasir karang, hutan hujan lahan datar/lereng, hutan hujan pada bukit, hutan kerangas, hutan pegunungan, padang rumput, dan lumut kerak.
Jenis-jenis di taman nasional ini antara lain nipah (Nypa fruticans), bakau (Rhizophora apiculata), Pandanus julianettii, Colocasia esculenta, Avicennia marina, Podocarpus pilgeri, dan Nauclea coadunata.
Jenis-jenis satwa yang sudah diidentifikasi di Taman Nasional Lorentz sebanyak 630 jenis burung (± 70 % dari burung yang ada di Papua) dan 123 jenis mamalia. Jenis burung yang menjadi ciri khas taman nasional ini ada dua jenis kasuari, empat megapoda, 31 jenis dara/merpati, 30 jenis kakatua, 13 jenis burung udang, 29 jenis burung madu, dan 20 jenis endemik diantaranya cendrawasih ekor panjang (Paradigalla caruneulata) dan puyuh salju (Anurophasis monorthonyx).
Satwa mamalia tercatat antara lain babi duri moncong panjang (Zaglossus bruijnii), babi duri moncong pendek (Tachyglossus aculeatus), 4 jenis kuskus, walabi, kucing hutan, dan kanguru pohon.
Taman Nasional Lorentz ditetapkan sebagai Situs Warisan Alam Dunia oleh UNESCO dan Warisan Alam ASEAN oleh negara-negara ASEAN.
Taman nasional ini memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi dan ditunjang keanekaragaman budaya yang mengagumkan. Diperkirakan kebudayaan tersebut berumur 30.000 tahun dan merupakan tempat kediaman suku Nduga, Dani Barat, Amungme, Sempan dan Asmat. Kemungkinan masih ada lagi masyarakat yang hidup terpencil di hutan belantara ini yang belum mengadakan hubungan dengan manusia modern.
Suku Asmat terkenal dengan keterampilan pahatan patungnya. Menurut kepercayaannya, suku tersebut identik dengan hutan atau pohon. Batang pohon dilambangkan sebagai tubuh manusia, dahan-dahannya sebagai lengan, dan buahnya sebagai kepala manusia. Pohon dianggap sebagai tempat hidup para arwah nenek moyang mereka. Sistem masyarakat Asmat yang menghormati pohon, ternyata berlaku juga untuk sungai, gunung dan lain-lain.
Lorentz ditunjuk sebagai taman nasional pada tahun 1997, sehingga fasilitas/sarana untuk kemudahan pengunjung masih sangat terbatas, dan belum semua obyek dan daya tarik wisata alam di taman nasional ini telah diidentifikasi dan dikembangkan.
Musim kunjungan terbaik: bulan Agustus s/d Desember setiap tahunnya.
Cara pencapaian lokasi:
Dari kota Timika ke bagian Utara kawasan menggunakan penerbangan perintis dan ke bagian Selatan menggunakan kapal laut melalui Pelabuhan Sawa Erma, dilanjutkan dengan jalan setapak ke beberapa lokasi.

Sumber :: wisata Indonesia

Category: 0 komentar

Lokasi Wisata yang Wajib Di Kunjungi di Pulau Lombok



Pantai senggigi
Tempat Wisata di Lombok
NTB atau Bumi Gora merupakan provinsi yang memiliki dua pulau yaitu Sumbawa dan Lombok. Menurut sebagian orang yang pernah berwisata ke NTB, Lombok jauh dianggap lebih indah, eksotik dan menawarkan lebih banyak pilihan dibandingkan Sumbawa. Terutama dengan keindahan kawasan pantainya yang sudah dikenal hingga ke belahan Benua Eropa.
Kepulauan Gilis
Pesona Lombok memang tak ada habisnya. Beragam tempat wisata dan atraksi budayanya yang dapat dinikmati. Wisatawan tinggal pilih, mau berwisata sejarah, berwisata pantai atau pun berwisata belanja.
Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) selain daerah agraris juga dikenal dengan kepariwisataannya. Bahkan pemerintah daerah setempat pada tahun ini menargetkan peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara dan nusantara, minimal 13 persen dibandingkan tahun lalu.
Gendang Beliq
Pulau Lombok memiliki magnet tersendiri bagi para pelancong yang ingn menikmati nuansa wisata yang berbeda. Terutama gili-gili (pulau kecil) yang menjadi primadona bagi pecinta wisata bahari.
Lombok dengan luas sekitar 4.700 Km2 dihuni 2.625 jiwa yang mayoritas Suku Sasak. Alam dan budayanya menawarkan tempat-tempat wisata, yang bisa masuk daftar kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara sekalipun.
Senggigi
Lombok dikenal memiliki kekayaan wisata pantai, sebut saja Senggigi yang sudah tersohor luas. Letaknya strategis hanya butuh perjalanan 15 menit dari kota Mataram dengan menggunakan kendaraan mobil. Kawasan pantai Senggigi sejak tahun 1980 sudah diperkenalkan kepariwisataannya, dan menjadi ikon pariwisata di NTB. Saat ini, puluhan hotel mulai dari kelas bintang 3 sampai 5 memadati kawasan ini dari selatan hingga utara.
Pantai Senggigi Lombok
Pantai Senggigi
Banyak wisatawan lebih memilih menghabiskan waktu sore hari dengan duduk di pantai berpasir putih sambil menikmati indahnya mentari tenggelam (sunset). Kalau Bali memiliki Pantai Kuta, Sanur, Legian, maka Lombok punya Pantai Senggigi yang asri dan nyaman. Kendati didapati hotel dan galeri, wisatawan masih bisa melihat nelayan dengan kapal cadiknya yang hendak melaut mencari ikan setiap hari.
Pantai Senggigi, yang terletak di sebelah utara Bangsal, merupakan pantai yang paling populer dan sudah terkenal akan keindahannya. Pantai yang terletak 12 kilometer dari sebelah barat laut Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Lombok ini, terbentang hampir sepanjang 10 km dengan hamparan pasir putih yang seolah menggoda Anda untuk duduk diatasnya dan untuk sejenak melupakan segala rutinitas hidup Anda, kepadatan lalu lintas kota, dan menghirup udara segar dengan menikmati pemandangan air laut yang berwarna biru gradasi hijau serta menikmati indahnya matahari terbenam di pantai Senggigi.
Umumnya wisatawan krtika berada di Senggigi menyempatkan diri untuk mengunjungi Pura Batu Bolong, 3 Km dari sentral keramaian Senggigi.
Batu Bolong merupakan pura bagian yang dimiliki umat Hindu di Lombok dan sudah cukup lama dibuka bagi wisatawan.
Selain menjadi pusat home stay wisatawan mancanegara dan nusantara, pantainya masih ali dan bisa dijadikan tempat rekreasi yang menyenangkan. Untuk itu, Pemda Kabupaten Lombok Barat setiap pertengahan tahunnya menjadwalkan penyelengaraan Festival Senggigi. Tidak jarang kekayaan atraksi budaya yang dipentaskan selama sepekan bisa membuat wisatawan ingin menikmatinya.
Pantai Krandangan di Senggigi Lombok
Selain keindahan alam pesisirnya. Pantai Senggigi juga menawarkan ciri khas lain dari Lombok melalui berbagai cendera matanya. Tepatnya di Jalan Raya Senggigi Km 7 terdapat pusat perbelanjaan berbagal cendera mata Lombok di Pasar Seni Senggigi (Art Market Senggigi).
Ikhwal awal didirikannya Pasar Seni Senggigi karena letaknya yang berdekatan dengan kawasan Pantai Senggigi. Karena itu Pemprov NTB berharap kedepannya tempat ini menjadi surga belanja bagi para wisatawan yang berwisata di Lombok.

Tempat Menginap
Di sekitar Pantai Senggigi banyak terdapat penginapan yang bisa dijadikan pilihan sesuai dengan kebutuhan Anda. Mulai dari hotel berbintang, resor, hotel melati hingga pemondokan. Beberapa tempat menginap yang dapat dijadikan alternative adalah Holiday Inn, the Oberoi, Sheraton Senggigi, Melati Dua Cottage, Pool Villa Club, Panorama Cottage, dan lain-lain.
Tempat Bersantap
Di sepanjang pinggir pantai, berjejer restoran-restoran yang menyediakan berbagai jenis hidangan khas Lombok dan jenis hidangan lainnya. Selama berada di Lombok, jangan lupa untuk mencicipi Ayam Taliwang dan Plecing Kangkung.
Berkeliling
Jika Anda ingin mengelilingi pantai Senggigi namun tidak ingin cepat lelah, Anda bisa menaiki cidomo ” angkutan khas NTB yang ditarik oleh seekor kuda. Atau Anda juga dapat mengelilingi pantai dengan berjalan kaki.
Makanan Khas Pulau Lombok
Buah Tangan
Di sepanjang jalur pantai Senggigi, banyak terdapat toko cinderamata yang menawarkan barang-barang kerajinan khas Lombok seperti lukisan, kerajinan tangan, kain tenun Lombok, perhiasan mutiara dan lain-lain.
Cidomo Lombok
Pura Batu Bolong
Batu Bolong merupakan sebuah tempat wisata dekat pantai. Di sana terdapat sebuah batu yang berlubang cukup besar di bagian tengahnya. Di sini terdapat juga sebuah pura yang berdiri di atas batu karang. Pura ini berhadapan dengan selat Lombok dan Gunung Agung Bali. Upacara-upacara keagamaan diselenggarakan oleh masyarakat yang beragama Hindu dan dari tempat ini pengunjung dapat menikmati matahari terbenam.
Pura Batu Bolong Lombok
Gili Trawangan
Gili Trawangan adalah yang terbesar dari ketiga pulau atau gili (Kepulauan Gili) yang terdapat di sebelah barat laut Lombok. Trawangan juga satu-satunya gili yang ketinggiannya di atas permukaan laut cukup signifikan. Dengan panjang 3 km dan lebar 2 km, Trawangan berpopulasi sekitar 800 jiwa. Diantara ketiga gili tersebut, Trawangan memiliki fasilitas untuk wisatawan yang paling beragam; kedai Tîr na Nôg mengklaim bahwa Trawangan adalah pulau terkecil di dunia yang ada bar Irlandia-nya. Bagian paling padat penduduk adalah sebelah timur pulau ini.
Pantai di Gili Trawangan Lombok
Trawangan punya nuansa “pesta” lebih daripada Gili Meno dan Gili Air, karena banyaknya pesta sepanjang malam yang setiap malamnya dirotasi acaranya oleh beberapa tempat keramaian. Aktivitas yang populer dilakukan para wisatawan di Trawangan adalah scuba diving (dengan sertifikasi PADI), snorkeling (di pantai sebelah timur laut), bermain kayak, dan berselancar. Ada juga beberapa tempat dimana para wisatawan bisa belajar berkuda mengelilingi pulau.
Di Gili Trawangan (begitu juga di dua gili yang lain), tidak terdapat kendaraan bermotor. Sarana transportasi yang lazim adalah sepeda (disewakan oleh masyarakat setempat untuk para wisatawan) dan cidomo, kereta kuda sederhana yang umum dijumpai di Lombok. Untuk bepergian ke- dan dari ketiga gili itu, penduduk biasanya menggunakan kapal bermotor dan speedboat.
Pantai pasir putih di Gili Trawangan
Gili Meno
Gili Meno adalah salah satu dari 3 pulau kecil yang berada dikawasan wisata.Letaknya diantara gili trawangan dan gili air.Dari mataram sekitar 45 menit perjalanan menempuh kawasan wisata senggigi yang berlatarkan pemandangan pantai yang menakjubkan atau pun melalui kawasan wisata hutan monyet pusuk dengan ditemani hutan lindung yang lebat.Disini terdapat taman burung yang mempunyai koleksi burung-burung langka dari indonesia dan mancanegara.Pasirnya putih dan masih alami sangat cocok untuk dijadikan tempat berlibur keluarga.
Gili meno di Pulau Lombok
Gili Air
Pulau Gili Air adalah pulau yg terdekat dengan daratan pulau Lombok, Pulau ini juga memiliki pantai yg sangat putih dan hamparan terumbu karangnya.
Diantara ketiga pulau pulau di bagian utara pulau Lombok, Gili Air lah yg memiliki kampung terbesar. Di pulau ini juga terdapat berbagai macam aneka hotel dari bintang hingga kelas melati juga restoran yg menyediakan berbagai macam makanan mulai dari makanan khas Lombok hingga makanan Eropa.
Taman Suranadi
Taman Suranadi merupakan salah satu pura suci di Pulau Lombok. Ada beberapa mata air serta ikan tuna yang hidup di kolam yang dianggap suci dan tidak boleh ditangkap. Di samping itu Suranadi merupakan hutan wisata, udaranya sejuk dan dihuni berbagai jenis burung yang dapat menjadi objek pengamatan. Taman Suranadi terletak 13 km sebelah timur Kota Mataram.
Pura Suranadi
Kehidupan tradisional masyarakat Lombok dengan mengunjungi Desa Karang Bayan desa asli suku Sasak dan Desa Nyiur Baya yang merupakan desanya para pembuat kerajinan tangan. Serta melewati perkampungan para petani dan persawahan kita menuju Suranadi menikmati kehijauan dan rimbunya hutan lindung yang ada disini atau jelajahi keindahan hutan ini dengan mngendarai gajah.
Sesaot
Sekitar 5 Km di utara Suranadi terdapat Sesaot , merupakan kota pasar yang berada di tepi hutan. Di tempat ini terdapat sebuah lokasi wisata di mana pengunjung dapat berenang di sungai yang berada di dekatnya. Sungai ini dianggap sebagai salah satu sungai suci di Lombok karena airnya yang dingin berasal dari Gunung Rinjani yang dipercaya sebagai tempat bermukimnya para dewa. Untuk mencapai tempat ini pengunjung dapat menumpang angkutan umum dari Narmada.
Loyok
Gunung Rinjani
Gunung yang berlokasi di Pulau Lombok, Nusa Tenggera Barat. Gunung yang merupakan gunung berapi kedua tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 3.726 m dpl serta terletak pada lintang 8º25′ LS dan 116º28′ BT ini merupakan gunung favorit bagi pendaki Indonesia karena keindahan pemandangannya. Gunung ini merupakan bagian dari Taman Nasional Gunung Rinjani yang memiliki luas sekitar 41.330 ha dan ini akan diusulkan penambahannya sehingga menjadi 76.000 ha ke arah barat dan timur.
Pantai Kuta
Secara administratif gunung ini berada dibawah tiga kabupaten yaitu: Lombok Timur , Lombok Tengah dan Lombok Barat. Di sebelah barat kerucut Rinjani terdapat Kaldera dengan luas sekitar 3.500 m × 4.800 m, memanjang kearah timur anda barat. Di kaldera ini terdapat Segara Anak (segara= laut, danau) seluas 11.000.000 m persegi dengan kedalaman 230 m.
Danau segara anak di taman nasional gunung rinjani lombok
Air yang mengalir dari danau ini membentuk air terjun yang sangat indah, mengalir melewati jurang yang curam. Di Segara Anak banyak terdapat ikan mas dan mujair sehingga sering digunakan untuk memancing. Dengan warna airnya yang membiru, danau ini bagaikan anak lautan, karena itulah disebut “Segara Anak”. Bagian selatan danau ini disebut dengan Segara Endut. Di sisi timur kaldera terdapat Gunung Baru (Gunung Baru Jari) yang memiliki kawah berukuran 170m×200 m dengan ketinggian 2.296 – 2376 m dpl. Gunung kecil ini terakhir meletus pada tahun 2004.
Gunung Rinjani dan Danau Segara anak
Danau Segara Anak
Danau Segara Anak dapat ditempuh melalui dua jalur, dari Senaru Lombok Barat dan Sembalun Lombok Timur. Jalan mendaki dapat diawali dari Pesugulan 78 km dari Mataram. Di sini juga terdapat tempat-tempat indah untuk berkemah terutama di tepi danau Segara Anak.
Sendang Gile
Air terjun Tiu kelep ditaman nasional gunung rinjani
Sendang Gile ini terletak kurang lebih 80 km dari Mataram, merupakan tempat perhentian sebelum mendaki gunung Rinjani. Di kawasan ini terdapat air terjun yang sangat indah dengan pemandangan yang alami serta air yang dingin. Tak jauh dari tempat ini terdapat juga air terjun Tiu Pepe yang sangat indah dan di tempat ini bisa berendam dan berenang.
Gunung Rinjani
Desa Tetebatu
Tetebatu yang terletak di kaki selatan Gunung Rinjani ini adalah tempat yang indah dengan suasana alam pegunungan yang sangat menyenangkan. Wisatawan yang ingin mengunjungi wilayah Lombok Tengah dapat menjadikan Tetebatu sebagai basis atau pangkalan sebelum melanjutkan perjalanan mengeksplorasi wilayah Lombok Tengah.
Dari Tetebatu wisatawan dapat menyewa kendaraan (motor/mobil) untuk mengelilingi wilayah di sekitarnya. Panorama di kawasan Tetebatu sangat indah; dari tempat ini terbentang pemandangan ke arah selatan Pulau Lombok, panorama Gunung Rinjani di utara dan pemandangan laut ke arah timur. Tetebatu merupakan tempat yang sempurna untuk beristirahat bagi mereka yang menyukai suasana alam pegunungan.
Desa Tetebatu Lombok
Kawasan Tetebatu juga menjadi titik awal untuk memulai kegiatan hiking mengunjungi dua air terjun yaitu Air Terjun Jukut yang terletak di timur laut dan Air Terjun Joben yang terletak di barat laut Tetebatu. Kedua air terjun ini berada di lereng selatan Gunung Rinjani. Tidak ada angkutan umum yang tersedia untuk mengunjungi kedua lokasi ini sehingga pengunjung harus membawa kendaraan sendiri atau berjalan kaki selama satu setengah jam dari Tetebatu.
Berada di bagian Timur Lombok, menghamparkan pemandangan alam yang begitu indah, dan pada Tour ini kita akan mengunjungi Desa Sukarara, sebuah desa yang menjadi pusat KerajinanTenun kain dan Double Ikat asli suku Sasak, dan mengunjungi Desa Beleka, desa yag terkenal dengan kerajinan anyaman Rotan dan Ketaq (sejenis ilalang sekelas rotan) serta tak lupa singgah di Desa loyok yang terkenal dengan kerajinan bambu khususnya berbentuk bakul dan keranjang.
Malimbusa
Dan ahirnya kita akan langsung menuju Tete Batu yang berada dilereng Gunung Rinjani yang akan mempesona kita dengan pemandangan pegununganya.
Dan sebagai ahir kunjungan kita adalah Otak Kokok, sebuah Air terjun, yang oleh orang setempat dipercayai memiliki kekuatan therapis yang mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit.
Pantai Kuta di selatan Pulau Lombok
Pantai Kuta
Tempat wisata di Pulau Lombok Nusa Tenggara Barat. Pantai dengan pasir berwarna putih ini terletak sebuah desa bernama Desa Kuta. Desa Kuta mulai menjadi tempat tujuan wisata yang menarik di Indonesia sejak didirikannya banyak hotel-hotel baru. Selain keindahan alam yang dapat dinikmati di desa ini, satu kali dalam setahun diadakan upacara adapt sasak di desa ini. Ini adalah upacara Bau Nyale Dalam upacara ini para pelaut mencari cacing Nyale di laut.
Menurut legenda, dahulu ada seorang putri, bernama Putri Mandalika, yang sangat cantik, banyak pangeran dan pemuda yang ingin menikah dengannya. Karena ia tidak dapat mengambil keputusan, maka ia terjun ke air laut. Ia berjanji sebelumnya bahwa ia akan datang kembali satu kali dalam setahun. Rambutnya yang panjang kemudian menjadi cacing Nyale tersebut.
Pantai Kuta dan Tanjunga aan
Lingsar.
Pura dengan ikan keramat di dalam kolam, lokasi 9 km dengan naik kendaraan dari kota Mataram.
Taman Narmada.
Kebun Raya Lombok, dengan kolam renang, serta ada pura Hindu yang sering digunakan umat Hindu untuk bersembahyang, lokasi 12 km dengan kendaraan dari kota Mataram.
Taman Narmada
Sire Beach.
Taman laut dengan exotic coral dan ikan yang berenang kian kemari. Berlokasi 36 km dengan kendaraan dari kota Mataram.
Pantai Sire
Desa Sukarare.
Desa tempat orang menenun, disinilah jika ingin membeli kain tenun tradisional khas Lombok, serta melihat bagaimana para penenun melakukan pekerjaannya. Lokasi 25 km dengan kendaraan dari kota Mataram.
Desa Sukarara
Desa Rambitan/Sade.
Desa asli Lombok, dengan rumah tradisional suku Sasak, lokasi 50 km dengan kendaraan dari kota Mataram.
Desa Tradisional sade dan Rambitan
Kota Mataram.
Mataram adalah ibu kota propinsi Nusa Tenggara Barat. Sedangkan Ampenan merupakan kota pelabuhan lama (sekarang sudah pindah ke Lembar). Kota Ampenan berciri khas arsitektur kuno, yang bila dibersihkan dan dirawat dengan baik, akan menjadi daerah tujuan wisata yang digemari. Di kota Mataram (yang sudah menjadi satu kesatuan dengan kota Ampenan dan kota Cakranegara) kita bisa wisata kuliner, dengan makan makanan Lombok yang ciri khasnya adalah pedas.
Di Jakarta kita sering melihat rumah makan Taliwang, yang ternyata Taliwang adalah nama suatu daerah, yang awalnya banyak penjual makanan khas Lombok di daerah ini. Makanan khas Lombok, antara lain: Plecing kangkung, ayam plecingan, ayam julat (ayam yang bumbunya pedas sekali), sambel beberok. Plecing ternyata merupakan nama masakan, sehingga dikenal masakan kangkung yang diberi /dimasak bumbu plecing, ayam yang dimasak plecing (ayam diberi bumbu pedas, didiamkan, dibakar/digoreng, kemudian diberi bumbu pedas lagi).
Sambel beberok adalah sambel yang dibuat dari irisan terong ungu, irisan bawang merah, irisan tomat dan cabe, disajikan bersama makanan khas Lombok lainnya. Minuman yang khas adalah kelapa madu, terdiri dari air kepala muda, dan kelapa mudanya di suwir-suwir serta diberi madu…ehhm…sedaaap. Untuk membeli oleh-oleh kain tenun khas Lombok, bisa di Cilinaya Shopping Centre.
Kota Cakranegara.
Merupakan kota bisnis, terdapat pasar pertanian, pasar burung, dan mata air Mayura serta pura Meru, pura terbesar di Lombok. Cakranegara konon dulunya merupakan bekas kerajaan, namun bekas kerajaan (situs) sudah tak bisa dikenali. Jika ingin oleh-oleh makanan, maka bisa membeli kaki ayam goreng, telur asin dan berbagai manisan dari rumput laut.
Mayura
Catatan :
Perjalanan ke kota Mataram, bisa ditempuh menggunakan pesawat terbang dari Jakarta. Jarak tempuh 4 jam jika transit di Yogya atau Surabaya, tapi bila langsung (penerbangan Garuda pagi hari dari bandara Selaparang) hanya ditempuh dalam waktu 1 jam 33 menit.

Sumber ::
http://lombokgilis.com/lokasi-wisata-yg-wajib-di-kunjungi-di-pulau-lombok.html

Category: 3 komentar