How to get Wisata Tiga Gili : Tarawangan, Meno dan Air ?


Sarana akomodasi dan transportasi menjadi keniscayaan yang harus dipenuhi oleh daerah tujuan wisata, seperti obyek wisata tiga gili (pulau kecil): Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air, yang masuk wilayah Desa Gili Indah, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat.

Sarana-sarana itu agaknya tersedia, relatif mudah, dan murah dengan lumayan banyak pilihan jika para pelancong bertandang ke sana.

Dari Terminal Bus Mandalika, Mataram, ibu kota NTB, Anda bisa menumpang angkutan umum menuju Lombok Utara, lalu turun di Pelabuhan Bangsal, Desa Pemenang, pintu masuk menuju pulau-pulau itu. Ongkos dari Mandalika ke Bangsal sebesar Rp 15.000 per orang.

Memang ada angkutan umum jurusan Lombok Utara, yang mengetem di timur Bandara Selaparang, dengan ongkos lebih murah, Rp 10.000 per orang, sampai Pelabuhan Bangsal yang ditempuh sekitar 40 menit dari Mataram. Hotel-hotel di Mataram juga menyediakan mobil sewaan antara Rp 400.000 dan Rp 600.000 per hari.

Dalam perjalanan ini, Anda bisa memilih jalur hutan atau pinggiran pantai. Kalau memilih rute hutan, Anda akan menerabas kawasan hutan Pusuk, habitat komunitas kera abu-abu di pinggir jalan yang menanti para pengendara dan penumpang angkutan umum melempar makanan (roti, pisang, dan lain-lain) buat mereka. Wisatawan singgah di sini memberi makan monyet-monyet itu seraya mencicipi air tuak manis dan durian.

Jika Anda memilih jalur pinggiran pantai, maka begitu masuk kawasan Senggigi, di sisi kiri Anda adalah panorama indah laut biru dan langit biru. Di kejauhan, Gunung Agung di Pulau Bali terlihat jelas. Suasananya sunyi... dan Anda bebas berhenti di mana saja di sejumlah pantai sunyi penuh pohon kelapa itu, lalu nyemplung, basah kuyup menyusuri pasir putih dengan air asin setinggi dengkul....

Selagi musim durian, harga durian Rp 15.000-Rp 30.000 per biji. Satu botol air tuak manis—ukuran 1 liter dan 600 mililiter botol minuman kemasan—dijual Rp 2.500-Rp 5.000. Di beberapa tempat di kawasan ini dapat dilihat proses membuat gula merah, malah diproduksi dalam bentuk briket (sebesar permen), yang biasanya dikonsumsi para olahragawan. Satu kotak kemasan briket gula merah dijual Rp 25.000.

Menuju "Gili"

Di Bangsal sudah menunggu boat angkutan umum penyeberangan ke tiga gili. Harga tiket yang dibeli di kantor koperasi pengelola angkutan itu tergolong murah, yakni Rp 10.000 per orang untuk jurusan Trawangan, Rp 9.000 ke Meno, dan Rp 8.000 ke Gili Air. Maksimal terisi 25 penumpang. Untuk berlayar dari Bangsal ke Trawangan dengan boat, waktu yang diperlukan sekitar 45 menit, ke Meno 30 menit, dan ke Air 20 menit.

Kalau enggan berdesak-desakan, ada yang bisa dicarter, tentu tarifnya lebih mahal. Tarif sekali jalan Bangsal-Trawangan Rp 185.000, Meno Rp 165.000, dan ke Air Rp 150.000. Andaikan tidak berniat bermalam, bolehlah mencarter boat seharga Rp 450.000 untuk menyinggahi tiga gili itu barang sebentar.

Perjalanan pun bisa ditempuh dari obyek wisata Senggigi dengan mencarter boat berkapasitas dua-empat orang yang tarifnya Rp 350.000, sedangkan yang kapasitasnya 10 orang harga sewanya Rp 550.000 pergi-pulang. Perjalanan pergi rute Senggigi-Trawangan sekitar 60 menit, atau lebih singkat ketimbang perjalanan pulang rute Trawangan-Senggigi yang mencapai 1,5 jam karena boat melawan arus laut.

Sejalan dengan gencarnya pariwisata tiga gili ini, banyak kapal cepat yang melakukan penyeberangan langsung dari Bali, yaitu dari Padangbai dan Nusa Lembongan yang ongkosnya Rp 450.000-Rp 550.000 per orang, dengan lama perjalanan sekitar dua jam.

Penginapan di tiga gili ini juga banyak pilihan, dengan tarif yang beda-beda tipis, meski wisatawan cenderung menginap di Gili Trawangan yang fasilitas penginapan, transportasi, keperluan menyelam, snorkling, sampai barang cendera mata lebih lengkap. Biasanya wisatawan yang ingin menyelam dan snorkling melaju dari Trawangan ke Meno dan Air karena ada boat yang rutin pagi-sore melayani jalur Trawangan, Meno, dan Air pergi-pulang.

Di Trawangan

Di Trawangan, bagi yang berkantong tebal, tersedia hotel berbintang yang sewanya Rp 1,5 juta semalam atau penginapan menengah yang sewanya Rp 500.000-Rp 600.000 per malam. Paling murah adalah penginapan berstandar melati dengan tarif murah Rp 100.000 hingga Rp 150.000 semalam, plus layanan gratis snack serta segelas kopi dan teh manis pada pagi hari.

Habis sarapan, silakan melakukan snorkling dan tidak perlu membawa alat sendiri karena maskernya banyak disewakan seharga Rp 50.000 sehari. Begitu pun bila menyelam, Anda cukup menyediakan Rp 600.000 untuk membayar sewa alat selam berikut instrukturnya.

Puas menyaksikan pemandangan bawah laut, program berikutnya adalah jalan kaki mengitari tuntas pulau-pulau kecil itu selama satu jam. Kalau malas jalan kaki, cukup dengan merogoh saku untuk sewa sepeda Rp 50.000 per jam dan Rp 75.000 per hari. Menumpang cidomo (kendaraan dokar dengan roda ban mobil) adalah alternatif lain jalan-jalan menyusuri pinggir pantai Gili Trawangan (seluas 338 hektar) atau Gili Air, sekali jalan biayanya Rp 80.000 dan Rp 50.000.

Soal makan, sesuai dengan modal yang ada di kantong, ada restoran yang menyediakan aneka makanan laut seharga ratusan ribu. Namun, ada pula warung yang menyediakan nasi campur dengan lauk-pauk ala kadarnya, cukup merogoh kocek Rp 10.000-Rp 15.000.

Sumber :: www. kompas.com

Category: 0 komentar

Pulau Gili Trawangan - Lombok


Peta Gili Trawangan 

Sejarah Gili Trawangan 
Dahulunya pulau ini pernah dijadikan tempat pembuangan narapidana. Pada waktu itu karena semua penjara sedang penuh, Raja yang waktu itu berkuasa membuang 350 orang pemberontak Sasak ke pulau ini. Baru sekitar tahun 1970-an pulau ini dikunjungi penduduk dari Sulawesi yang kemudian menetap di sini.





Profil Gili Trawangan
Gili Trawangan adalah yang terbesar dari ketiga pulau atau gili (Kepulauan Gili) yang terdapat di sebelah barat laut Lombok. Trawangan juga satu-satunya gili yang ketinggiannya di atas permukaan laut cukup signifikan. Dengan panjang 3 km dan lebar 2 km, Trawangan berpopulasi sekitar 800 jiwa. Diantara ketiga gili tersebut, Trawangan memiliki fasilitas untuk wisatawan yang paling beragam; kedai Tîr na Nôg mengklaim bahwa Trawangan adalah pulau terkecil di dunia yang ada bar Irlandia-nya. Bagian paling padat penduduk adalah sebelah timur pulau ini.





Trawangan punya nuansa "pesta" lebih daripada Gili Meno dan Gili Air, karena banyaknya pesta sepanjang malam yang setiap malamnya dirotasi acaranya oleh beberapa tempat keramaian. Aktivitas yang populer dilakukan para wisatawan di Trawangan adalah scuba diving (dengan sertifikasi PADI), snorkeling (di pantai sebelah timur laut), bermain kayak, dan berselancar. Ada juga beberapa tempat dimana para wisatawan bisa belajar berkuda mengelilingi pulau.





Di Gili Trawangan (begitu juga di dua gili yang lain), tidak terdapat kendaraan bermotor. Sarana transportasi yang lazim adalah sepeda (disewakan oleh masyarakat setempat untuk para wisatawan) dan cidomo, kereta kuda sederhana yang umum dijumpai di Lombok. Untuk bepergian ke- dan dari ketiga gili itu, penduduk biasanya menggunakan kapal bermotor dan speedboat.





Gili Trawangan adalah Pulau terbesar dari ketiga pulau, yang lebih dikenal dengan “ Party Island “ mayoritas tourist yang datang anak-anak muda, Mayoritas resort (akomodasi) berada disisi sebelah timur pulau, dengan harga berkisar antara € 5 sampai € 78. setelah diving anda bisa having fun setiap malam di salah satu party organizer, atau relax bersama-sama dengan diver-diver yang lain.



HOTEL DAN RESTAURANT DI GILI TRAWANGAN

VILLA OMBAK GILI TRAWANGANHotel Villa Ombak adalah Hotel internasional pertama di pulau Gili Trawangan. Hotel ini menyatukan akomodasi kelas 01 dengan keindahan alam dari pulau tropis kecil. Temukann surga dunia di salah satu dari 60 lumbung huts atau Bungalows yang ada di Villa Ombak Gili Trawangan ini.

Hotel ini merupakan hotel termewah yg ada di pulau Gilis dan juga lokasi strategis dengan keindahan matahari terbit di balik gunung Rinjani.


Star Rating
:
* * *
Bintang 03
Rooms
:
Total 60 Guestrooms, 12 Superior Lumbung Hut rooms, 12 Deluxe Lumbung Hut rooms, 12 Deluxe Family Bungalow rooms, 24 Deluxe Ombak rooms
Facilities
:
Semua kamar pakai AC, in room safe, Minibar, fridge, Coffe/Tea maker, satellite TV, Telephone, kamar mandi besar

2Storey Beachside Restaurant, Beachbar, Beach restaurant, Pizzeria, SPA dengan Massage and Body treatment facilities, Lobby-Lounge, 3 Level Swimming Pool, Pool bar, Diving Academy, Internet café,Klinik, Gift and drugstore, 200m pantai Hotel
Location
:
Di Gili Trawangan Island, 30min. dari Senggigi pakai perahu
Beach
:
Absolute Beachfront, Pantai pasir putih yang indah, dengan karang langkah dan intak
Special
:
Hotel internasional pertama di pulau Gili Trawangan
Room Rates
:
Tipe Kamar:
Harga Resmi:
Harga Kami:
Standard Hut
Rp.    890.000/mlm
Rp.    830.000/mlm*
Deluxe Hut
Rp. 1,150.000/mlh
Rp.    990.000/mlm*
Deluxe
Rp. 1,350.000/mlm
Rp. 1.200.000/mlm*
Deluxe Ombak
Rp. 1.370.000/mlm
Rp. 1.300.000/mlm*
High Season surcharge US$ 20.--/Night form July 15th till Sept. 15th and from Dec.20th till Jan 15th


Sumber :: paradiselombok.blogspot.com

The Villa Ombak Hotel - Gili Trawangan, LombokThe Villa Ombak Hotel - Gili Trawangan, Lombok
The Villa Ombak Hotel - Gili Trawangan, Lombok 

Category: 0 komentar

Papua, Mutiara dari Timur



Tidak kurang dari empat belas kabupaten di Papua mempunyai keunikan dan daya tarik tersendiri bagi para wisatawan yang berkunjung. Banyak pilihan yang bisa kita kunjungi, ada wisata bahari yang mempersembahkan taman laut yang mempesona, wisata budaya, sejarah dan terlebih wisata fauna dan flora yang mungkin tidak bisa kita temui ditempat lain. Semua tempat wisata yang mengagumkan ini masih sangat alami. Dengan peradaban masyarakat pedalaman yang masih primitive, menjadikan Papua sebagai sebuah tempat yang sangat menarik perhatian para wisatawan mancanegara maupun wisatawan lokal.


Kota Jaya Pura yang dulu dikenal dengan nama Hollandia terdapat sebuah museum yang menyediakan berbagai informasi budaya di Papua seperti ukiran dari berbagai kabupaten, alat perang, tenunan dan tarian adat, serta berbagai ritus dan peninggalan purbakala.


Di Sentani juga terdapat tugu Jendral Douglas Mc Arthur peninggalan Perang Dunia II. Di sebelah utara monument Mc Arthur pada ketinggian 325 meter terdapat dataran pegunungan Cyclop dengan puncak gunung Dofonsoro. Daerah ini sangat indah dan dahulu kala tempat ini merupakan pangkalan pertahanan Mc Arthur.


Dari puncak Cyclops dapat dipantau Danau Sentani dengan air yang bening biru. Danau seluas 9.670 hektar merupakan tempat mata pencarian penduduk Sentani dan sekitarnya. Danau sentani juga merupakan tempat rekreasi yang sangat indah dan sangat cocok untuk bersantai.


Jika kita ingin meneruskan perjalanan dari Jayapura, tidak lengkap rasanya jika kita tidak mengunjungi Biak. Di Kecamtan Biak Timur tetaptnya di desa RIM terdapat taman burung yang menampilkan bermacam jenis burung langka khas Irian yang hanya dapat ditemui di Papua. Luas taman burung ini mencapai sekitar dua hektar.


Di derah ini juga memiliki taman laut yang sangat indah. Terletak dikepulauan Padaido yang terdiri dari 30 pulau kecil dan besar. Taman laut Padaido ini merupakan taman laut berkelas dunia yang terdiri dari berbagai tumbuhan laut, terumbu karang dan berbagai macam jenis ikan besar maupun kecil.


Taman Nasional Laurentz terletak di Paniai, Puncak Jaya, Jayawijaya, dan Merauke. Di Puncak Jaya atau puncak Cartenz terdapat puncak salju abadi. Puncaknya bertudung es. Puncak Jaya ini tadinya disebut puncak Cartenz, sebuah puncak gunung yang ditemukan oleh orang Belanda tahun 1678. Puncak Cartenz merupakan satu-satunya puncak gunung yang diselimuti salju abadi yang ada di Asia Tenggara.


Selain Taman Nasional Laurentz Papua juga memiliki Taman Nasional Teluk Cendrawasih. Taman ini merupakan perwakilan ekosistem terumbu karang, pantai, mangrove dan hutan tropika daratan pulau di Papua.


Taman Nasional Teluk Cendrawasih merupakan taman nasional perairan laut terluas di Indonesia, terdiri dari daratan dan pesisir pantai (0,9%), daratan pulau-pulau (3,8%), terumbu karang (5,5%), dan perairan lautan (89,8%).


Taman Nasional Teluk Cendrawasih terkenal kaya akan jenis ikan. Tercatat kurang lebih 209 jenis ikan penghuni kawasan ini diantaranya butterflyfish, angelfish, damselfish, parrotfish, rabbitfish, dan anemonefish.


Terdapat empat jenis penyu yang sering mendarat di taman nasional ini yaitu penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu hijau (Chelonia mydas), penyu lekang (Lepidochelys olivaceae), dan penyu belimbing (Dermochelys coriacea). Duyung (Dugong dugon), paus biru (Balaenoptera musculus), ketam kelapa (Birgus latro), lumba-lumba, dan hiu sering terlihat di perairan Taman Nasional Teluk Cendrawasih.


Terdapat goa alam yang merupakan peninggalan zaman purba, sumber air panas yang mengandung belerang tanpa kadar garam di Pulau Misowaar, goa dalam air dengan kedalaman 100 feet di Tanjung Mangguar. Sejumlah peninggalan dari abad 18 masih bisa dijumpai pada beberapa tempat seperti di Wendesi, Wasior, dan Yomber. Umat Kristiani banyak yang berkunjung ke gereja di desa Yende (Pulau Roon), hanya untuk melihat kitab suci terbitan tahun 1898.Jika anda ingin berkunjung atau sekedar melancong, Antara Bulan Mei sampai dengan Oktober adalah saat yang tepat untuk mengunjungi Papua.


Beberapa lokasi/obyek yang menarik untuk dikunjungi:
  • Pulau Rumberpon. Pengamatan satwa (burung), penangkaran rusa, wisata bahari, menyelam dan snorkeling, kerangka pesawat tempur Jepang yang jatuh di laut.
  • Pulau Nusrowi. Menyelam dan snorkeling, wisata bahari, pengamatan satwa.
  • Pulau Mioswaar. Sumber air panas, air terjun, menyelam dan snorkeling, pengamatan satwa dan wisata budaya.
  • Pulau Yoop dan perairan Windesi. Pengamatan ikan paus dan ikan lumba-lumba.
  • Pulau Roon. Pengamatan satwa burung, menyelam dan snorkeling, air terjun, wisata budaya, dan gereja tua.
Sumber :: Surabaya Tours & Travel  

Category: 0 komentar

Puncak Jayawijaya atau Carstensz Pyramide



Jika Anda menyangka bahwa di daerah tropis tak akan menemukan pegunungan yang diselimuti salju, Anda dapat meralat anggapan tersebut setelah berkunjung ke Puncak Jayawijaya, puncak tertinggi di Pegunungan Sudirman (Sudirman Range) di Provinsi Papua.
pendaki
Puncak Jayawijaya atau yang lebih singkat disebut Puncak Jaya, memiliki ketinggian mencapai + 4.884 meter di atas permukaan laut (dpl), sehingga memungkinkan daerah ini diselimuti oleh salju abadi.

Namun, salju abadi tersebut diperkirakan bakal menyusut, bahkan mengering. Dalam sejumlah penelitian disimpulkan bahwa endapan es di pegunungan ini dari tahun ke tahun mengalami penyusutan yang serius. Dalam situs http://aapgscundip.wordpress.com disebutkan, penyusutan salju di Pegunungan Sudirman ini diakibatkan oleh pemanasan global.

Sehingga, bukan tidak mungkin kelak pegunungan ini akan kehilangan salju seperti yang terjadi pada Gunung Kilimanjaro di Tanzania. Nah, sebelum perkiraan itu betul-betul menjadi nyata, tak ada salahnya Anda mencoba menaklukkan puncak tertinggi di Indonesia ini.

Selain dikenal dengan nama Puncak Jaya, puncak tertinggi ini juga terkenal dengan sebutan Carstensz Pyramide, atau Puncak Carstensz. Situs http://www.absoluteastronomy.com mengatakan, nama tersebut diambil dari seorang petualang dari negeri Belanda, yakni Jan Carstensz, yang pertama kali melihat adanya puncak gunung bersalju di daerah tropis, tepatnya di Pulau Papua.

Pengamatan tersebut dilakukan oleh Jan Carstensz melalui sebuah kapal laut pada tahun 1623. Karena belum bisa dibuktikan dengan pengamatan langsung, laporan itu dianggap mengada-ada. Sebab, bagi orang Eropa, menemukan pegunungan bersalju di tanah tropis adalah sesuatu yang hampir mustahil.

Kebenaran laporan Carstensz terungkap setelah hampir tiga ratus tahun kemudian, ketika tahun 1899 sebuah ekspedisi Belanda membuat peta pulau Papua dan menemukan puncak gunung yang diselimuti salju sebagaimana dilaporkan oleh Carstensz.

Untuk menghormati Carstensz, maka puncak gunung tersebut kemudian diberi nama sesuai namanya. Sedangkan sebutan Puncak Jayawijaya merupakan pemberian Presiden Soekarno setelah berhasil merengkuh kedaulatan Papua Barat dari Belanda.

Nama ini mengandung makna “puncak kemenangan”, sebagai ungkapan syukur atas bersatunya Papua Barat dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (http://groups.yahoo.com).

Pendaki pertama yang tercatat pernah menaklukkan Puncak Jaya adalah tim ekspedisi yang dipimpin oleh Heinrich Harrer pada tahun 1962. Heinrich Harrer adalah seorang pendaki ulung dan pengarang kawakan.

Bukunya yang terkenal, Seven Years in Tibet, merupakan kisah nyata pengembaraan dan persahabatannya di pegunungan Himalaya, Tibet.

Sebelum Harrer, sebetulnya telah banyak para pendaki lain yang mencoba melakukan pendakian, namun belum pernah ada yang berhasil.

Setelah Heinrich Harrer, menyusul ekspedisi dari Indonesia berhasil mencapai puncak. Ekspedisi yang dipimpin oleh Letnal Kolonel Azwar Hamid dari Direktorat Topografi Angkatan Darat ini berhasil mencapai Puncak Jaya pada tahun 1964.

Keistimewaan

Gunung Jayawijaya dikenal sebagai salah satu dari tujuh puncak tertinggi dunia (seven summit). Oleh sebab itu, mendaki puncak setinggi 4.884 meter dpl merupakan cita-cita para pendaki sejati, apalagi pendakian ke Puncak Jaya merupakan penaklukan terhadap gunung yang berselimut salju.

Berbagai rintangan yang disuguhkan dalam pendakian, seperti kondisi alam yang terjal,  suhu yang sangat dingin, angin kencang dan hujan, serta minimnya oksigen di daerah ketinggian merupakan tantangan yang harus ditaklukkan oleh para pendaki.

Puncak Jayawijaya merupakan salah satu puncak gunung bersalju yang ada di perlintasan garis khatulistiwa, selain pegunungan di Afrika dan Amerika Latin.

Jika dilihat dari udara, Puncak Jayawijaya nampak seperti permadani hitam yang diselimuti oleh tudung putih. Jika matahari sedang cerah, maka hamparan salju tersebut akan memantulkan cahaya mentari yang menyilaukan.

Kandungan es di pegunungan ini diperkirakan mencapai 5 persen dari cadangan es dunia yang berada di luar Benua Antartika. Namun akibat pemanasan global, jumlah tersebut dari tahun ke tahun kian menyusut.

Jika dilihat dari tipe gletsernya, menurut websiteAlpine http://aapgscundip.wordpress.com kawasan bersalju di Jayawijaya masuk ke dalam tipe Glaciation. Sementara gletser (aliran lumeran salju) di wilayah ini masuk ke dalam tipe Valley Glacier, yaitu aliran gletser yang mengalir dari tempat tinggi menuju daerah yang lebih rendah. Oleh sebab itu, di daerah ini dimungkinkan terdapat aliran sungai es.

Tak hanya menikmati pesona alam bersalju di daerah tropis, di pegunungan ini wisatawan juga dapat menyaksikan langsung bukti-bukti geologis mengenai sejarah pembentukan Pegunungan Jayawijaya.

Penelitian-penelitian geologi menemukan bukti-bukti empirik bahwa pegunungan ini semula merupakan dasar laut yang dalam. Seorang ahli geologi bernama Fransiskus Benediktus Widodo Margotomo (dalam http://www.e-samarinda.com) menyebutkan bahwa pembentukan Pulau Papua dengan puncaknya di Jayawijaya terjadi sekitar 60 juta tahun yang lalu.

Pulau ini terbentuk dari bebatuan sedimen yang terangkat akibat tumbukan lempeng Indo-Pasifik dan Indo-Australia di dasar laut, sehingga mengakibatkan dasar laut terangkat menjelma menjadi sebuah pulau besar.

Bukti-bukti tersebut dapat dilihat dari fosil hewan-hewan laut yang tertinggal di bebatuan Pegunungan Jayawijaya. Oleh sebab itu, selain menjadi surga bagi para pendaki, kawasan ini juga merupakan surga bagi penelitian geologis.

Jika Anda berminat menjelajahi Pegunungan Jayawijaya, tentu saja hal utama yang perlu dipersiapkan adalah kesiapan fisik, perbekalan, dan logistik.

Latihan rutin di daerah dengan suhu yang cukup dingin merupakan salah satu pembiasaan yang cukup efektif untuk menghindari ancaman hipotermia (hypothermia), yaitu hilangnya panas tubuh karena berada di daerah yang bersuhu sangat dingin.

Di samping itu, aspek perizinan juga harus dipersiapkan jauh hari sebelum pelaksanaan pendakian. Sebab, selain karena medannya yang berat, kawasan Papua kerap kali dilanda kerusuhan, perang antarsuku, serta gangguan keamanan lainnya.

Sulitnya perizinan untuk mendaki “atap Indonesia” ini kerap memunculkan ungkapan satir: ”lebih sulit mengurus izinnya daripada mendaki gunungnya”.

Akses

Mengingat medan pendakian yang berat, proses perizinan yang rumit, serta jaminan keamanan ketika proses pendakian, sebaiknya para pendaki memanfaatkan jasa agen perjalanan yang berpengalaman.

Berbagai agen perjalanan yang memiliki reputasi internasional telah menyediakan dua pilihan jalur pendakian, yaitu jalur klasik melalui Desa Ilaga, atau jalur kedua yang lebih nyaman dengan menumpang helikopter menuju base camp Bukit Danau (Danau Valley).

Jasa agen perjalanan tersebut biasanya akan menangani juga masalah perizinan, transportasi dari Jakarta menuju Papua, persewaan helikopter menuju base camp, pemandu pendakian, asuransi, serta latihan dan pengkondisian tim sebelum pendakian.

Tentu saja, biaya per orang untuk satu tim pendakian dengan menggunakan jasa agen perjalanan memerlukan biaya yang cukup besar, yaitu sekitar 10.000 USD per orang (atau sekitar seratus juta rupiah lebih).

Apabila Anda memanfaatkan jasa agen perjalanan, keperluan akomodasi dan berbagai fasilitas untuk pendakian biasanya telah menjadi bagian dari tanggung jawab agen perjalanan tersebut.

www.leisure.dnaberita.com

Category: 0 komentar

Cklick ! Cklick ! Tembagapura - Kuala Kencana - Timika - Freeport


Matanews : Jalur Timika menuju Area Pertambangan Freeport

Jurnalnet : Freeport
Desrizal blog : Kuala kencana
Papuaweb : Timika
Kota Tembagapura pada malam hari


Kota Tembagapura
Google : Areal Pertambangan

Category: 1 komentar